Jumat, 19 Juli 2013

LAPORAN PKL





LAPORAN PKL
Pengedokan KM. BINAR SURYA 06 pada PT. Dok, Perikanan Nusantara ( PERSERO )
                                             AMBON (Galala)
MAHASISWA KKN PROFESI  FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PATTIMURA
ANGKATAN KE- XXXVI GELOMBANG II TAHUN 2010/2011
LOKASI PT PERIKANAN PERSERO
AMBON
  




OLEH
VIKANITA LAODE
NIM : 2005-69-021

UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS TEKNIK PERKAPALAN
JURUSAN
TEKNIK PERKAPALAN
AMBON
2011





BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kondisi geografis Indonesia menempatkan dunia maritim pada kedudukan yang sangat vital.
Pentingnya sektor maritime ini juga terlihat dari banyaknya kegiatan-kegiatan dalam kegiatan-kegiatan dalam pembangunan sepuluh tahun mendatang antara lain menyangkut rehabilitas dan reparasi kapal-kapal laut yang di lakukan sebagai sarana transportasi antar pulau, sehingga kapal perlu  melakukan pengedokan agar kapal-kapal tersebut terpelihara dengan baik.
Sebagai mana kita ketahui kapal merupakan kontruksi yang kedap air, dapat terapung diatas permukaan air,dan juga di lengkapi dengan alat-alat perkapalan, mesin induk (mesin pengerak) interipor.softwer,dan lain-lainnya.
Perlu kita ketahui pengembangan infrastuktur yang dapat menunjang aktivitas docking agar kapal perlu mereparasi guna meningkatkan arus pelayaran, apalagi Indonesia merupakan wilayah martim, sehingga kapal sangat berperan penting guna memproses pelancaran transportasi antar pulau.
Sehinga kita ketahui Indonesia merupakan wilayah yang lautannya sangat luas, dan lebih khususnya lagi Maluku sebagai kepulawan seribu. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengangkat judul  mengenai :
Pengedokan KM. BINAR SURYA 06 pada PT. Dok, Perikanan Nusantara ( PERSERO ) AMBON (Galala)

1.2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah:
-  Untuk mempelajari dan memahami segi teknik tentang proses pengedokan
- Sebagai bahan kajian dan perbandingan lebih lanjut bagi mahasiswa guna memahami ilmu pengetahuan yang di tekuni secara teori di perguruan tinggi dan realita yang dihadapi di lapangan pekerjaan


1.3. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penulisan ini adalah penulis memaparkan komponen-komponen rencana pengedokan
- Metode-metode pengedokan
- Jenis-jenis pengedokan
- keadaan umum perusahaan

1.4. Metode Penulisan
Penulisan ini menggunakan Metode deskriptif objektif, yaitu:
- Pengamatan (observasi), yaitu pengamatan secara langsung terhadap objek di lapangan.
- Wawancara (interview), yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung dengan karyawan yang ada di lapangan mengenai permasalahan yang ditemui.
- Studi pustaka, yaitu menggunakan sumber-sumber literatur yang ada.

1.5. Sistematika Penulisan
Laporan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN, yang berisi tentang Latar belakang, tujuan penulisan, pembatasan masalah, metode penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II TINAJAUAN UMUM PERUSHAAN, yang berisi tentang sejarah singkat perusahaan, visi dan misi, serta strategi perusahaan.
BAB III RENCANA PEGEDOKAN
BAB IV PENUTUP, yang berisi Kesimpulan dan saran.


BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAN

II.1. Sejarah singkat PT.  Perikani Nusantara Ambon/Galala

PT  "perikani" Ambon berdiri pada tanggal 09 februari 1965 dengan akte notaries soeleman ardjasasmita nomor : 2 tahun 1965, kemudian diadakan perubahan dengan akte notaris nomor : 10 tanggal 8 september 1965 (sejarah dan fasilitas PT Dok dan Perkapalan Waiame Ambon)
PT. Perikani Nusantara sesuai surat Menteri keuangan Nomor: S-762/MK.016/1994 tanggal 20 oktober 1994 tentang penetapan status PT. Perikani Nusantara Surabaya dengan pemerintah daerah tingkat I Provinsi Maluku. Sebagai tindak lanjut atas pembentukan perusahaan patungan tersebut, Menteri keuangan perindustrian kemudian membentuk tim penetapan status PT Perikani Nusantara dengan surat keputusan nomor: 293/M/SK/12/1994 tanggal 28 Oktober 1994 untuk menyusun neraca pembukuan tanggal 1 Januari 1995. Sedangkan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Provinsi Maluku membentuk panitia penilai aset pemerintah Daerah Tingkat I Maluku yang disertakan sebagai modal daerah dalam perseroan tebatas (PT) Perikani Nusantara dengan surat keputusan nomor: 571.05-123 tahun 1996 tanggal 29 februari 1996.
Penyertaan modal PT. Perikani nusantara ditetapkan dengan peraturan pemerintah daerah nomor: 9 tahun 1995 tentang penyertaan modal negara RI pada PT Dok dan Perkapalan Surabaya atas aset yang tertanam pada PT. Dok dan Perkapalan Waiame sedangkan penyertaan modal daerah Provinsi Maluku ditetapkan dengan peraturan daerah PT. Dok dan Perkapalan Waiame yang disahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan surat Nomor: 573.71-30 tanggal 25 April 1997.
Jumlah modal dan cadangan serta komposisi pemelikan saham PT. Dok dan Perkapalan Waiame ditetapkan dengan penetapan menteri keuangan nomor: S-537/MK.016/1996 tanggal 23 Desember 1996 dengan komposisi modal sebagai berikut:
- PT. Dok dan Perkapalan Surabaya               58%
- Pemerintah Daerah Maluku                          42%

II.2. Dasar Hukum.
1. Peraturan Presiden RI nomor: 9 tahun 1997
2. Peraturan Gubernur Maluku nomor: 2 tahun 1996
3. Akte Notaris nomor: 31 tentang pendirian PT. Perikani Nusantara

II.3. Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi yang dilakukan PT. Perikani Nusantara Ambon meliputi bidang reparasi kapal saja. Untuk kegiatan reparasi dilakukan sesuai dengan permintaan dari owner pada daftar reparasi (repair list). kegiatan reparasi antara lain:
- Replating (Pergantian Plat)
- Reparasi bagian-bagian propulsi Kapal
- Reparasi sistem perpipaan
- Reparasi perlengkapan kapal itu sendiri.

II.4. Fasilitas Perusahaan
Adapun fasilitas dan perlengkapan kerja PT. Perikani Nusantara  Ambon sebagai berikut:
- Fasilitas Utama
a. Slipway (heeling dock) 250 ton
b. Slipway (heeling dock) 80 ton
- Fasilitas Perbengkelan
a. Bengkel Mekanik
Bertugas untuk melaksanakan pekerjaan yang sifatnya membentuk benda kerja serta komponen mesin yang relatif ringan dan juga menangani pemasangan mesin kapal baik mesin utama (Main Engine) maupun mesin bantu (Auxiliary Engine) serta instalasinya.
b. Bengkel Listrik
Bengkel ini bertugas untuk melaksanakan pekerjaan dan reparasi instalasi listrik pada kapal.


c. Bengkel Pemeliharaan
Bengkel ini mempunyai tugas untuk melakukan pemeliharaan terhadap material dan bahan dan juga sebagai sarana dan fasilitas galangan

- Fasilitas Penunjang
Fasilitas lain yang juga sangat penting yang dapat menunjang pekerjaan antara lain:
a. Sentral listrik darurat
b. Gudang
c. Tenaga listrik
d. Sarana oksigen
e. Mesin potong
f. Mesin las
g. Alat ultrasonic
h. Sandblasting
i. Water Jet 250 kg
j. Sprayer
k. Mesin press plat(50 T)
l. Generator 195 KVA, 220 V

II.5. Jumlah Karyawan
Jumlah karyawan PT. Perikani Ambon sampai saat ini adalah:
PK             : 11 (termasuk kepala cabang, pegawai operasional)
Karyawan : 45
Dengan demikian maka jumlah pegawai dan karyawan PT. Perikani Ambon sampai saat ini dengan tahun 2011 sebanyak 56 orang.

II.6. Visi dan Misi

VISI
            Menjadi pelaku utama (champion) yang berdaya saing di bidang industri perikanan.


MISI
1.      Merestrukturisasi,organisasi,operasional dan keuangan perusahan.
2.      Memaksimalkan nilai perusahaan melalui pembangunan industri perikanan terpadu
3.      Mewujudkan  tata kelola perusahaan yang baik dan bersih
4.      Memberikan kontribusi  terhadap peningkatan kesejahteraan melalui pengembangan kemitraan usaha
5.      Memberi kontribusi secara nyata terhadap peningkatan perekonomian nasional

II.7. Strategi dan Kebijaksanaan Pengembangan PT. Perikanan Nusantara Ambon
Berkaiatan dengan kemajuan zaman dna telah pulihnya keadaan Maluku dengan dilandasi pemberlakuan otonomisasi daerah yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang kaya dengan hasil lautnya otomatis menarik pemilik kapal untuk beroperasi di laut Maluku.
Dengan demikian maka PT. Perikanan Nusantara Ambon memegang peranan strategis dalam pembangunan daerah dengan memperkuat bidang pemeliharaan kapal dan membangun kapal baru sehingga dapat meningkatkan pendapatan perusahaaan dan menciptakan lapangan kerja dengan:
- Strategi :
a. Menjamin hubungan antar usaha baik di dalam maupun diluar Negara.
b. Menjalin hubungan dengan pemilik-pemilik kapal baik swasta maupun Nasiona dan diusahakan KSO (Kerja Sama Opersional)
c. Meyakinkan pemilik kapal bahwa keadaan Maluku sudah aman.
d. Menjalin hubungan dengan instalasi terkait baik daerah maupun pusat.
e. Pembenahan semua fasilitas, sarana dan prasarana yang ada dengan tahapan jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.
f. Menyiapkan tenaga guna yang berkualitas, terampil, tangguh, dan siap pakai.
- Kebijaksanaan:
a. Mempercepat penyerahan pekerjaan kapal.
b. Penerapan standar tarif reparasi dengan memperhatikan daya saing perusahaan dan efisiensi internal.


BAB III
RENCANA PENGEDOKAN (DOCKING PLAN) KM. BINAR SURYA 06

III.1. Landasan Teori
1.      Umum
Kapal merupakan suatu struktur engineering yang sangat kompleks yang di fungsikan sebagai alat transportasi, baik barang maupun penumpang. Selain itu digunakan sebagai sarana penangkapan hasil laut dan lain-lain.
Kapal dalam opersionalnya sering mengalami kerusakan-kerusakan, dimana setiap kerusakan yang terjadi memerlukan perbaikan atau reparasi dan setiap perbaiakan atau reparasi khususnya untuk kerusakan dibawah air garis air harus dilakukan diatas dok atau galangan.Pengedokan adalah proses perbaiakan atau reparasi pada fasilitas alat-alat di suatu galangan yang bersifat terapung khususnya pada bagian kapal di bawah garis air dengan cara mengangkat ataua menarik kapal tersebut sehingga berada di darat.

2. Metode-metode Pengedokan kapal
Pada proses pengedokan kapal faktor-faktor teknik dan ekonomi seperti kecepatan, pemakaian bahan bakar dan biaya eksploitasi kapal pada prinsipnya tergantung pada keadaan kapal dibawah garis air, karena itu BKI dan Syahbandar menetukan periode-periode pengedokan kapal (perbaiakan kapal di atas dok) diamana kesemuanya tergantung dari umur kapal, jenis bahan yang di pakai pada lambung kapal.
Ada beberapa metode-metode pengedokan dan prosedur umum yang dipakai pada atau perusahaan lainnya antara lain:
- Metode balok lunas dan balok samping
Metode ini adalah metode yang paling dikenal terutama untuk kapal dengan "partikel middle body" dimana panjang kapal ditempatkan pada lunas (keel block) yang di tempatkan pada bidang memanjang dari dok dengan jarak tertentu dan tepat tinggi balok lunas agar memungkinkan orang dapat bekerja dengan baik adalah sebesar kurang lebih 1.20 meter.
Balok-balok samping ditempatkan (side block) dengan jarak tertentu dari keel block. Tinggi dari side block tergantung dari dasar serta bentuk kapal dari garis air.




 










Gambar a. Metode balok Lunas
- Metode Malthese
Metode yang kedua dinamakan mathese dimana lunas kapal duduk pada keel block, sedangkan lambung-lambung kapal ditahan oleh balok-balok kayu yang bertumpu pada side wall dari dok. Untuk penempatan side block cukup dengan memperhatikan ukuran-ukuran utama kapal serta dipastikan tidak adanya penonjolan pada lambung kapal. Untuk metode malthese harus diketahui lebar kapal dan jarak dinding-dinding dalam, dari kedua side wall serta sudut dari balok penyangga samping.
Metode ini dilakukan dengan mendudukan kapal pada keel block serta disangga oleh tumpukan balok pada daerah bilga dari kapal. Bentuk serta tinggi balok penyangga tergantung dari rencana garis.
Sesuai ketentuan balok penyangga harus ditempatkan pada daerah dinding sekat dengan alasan bahwa berat kapal sepenuhnya disangggah oleh keel block, maka fungsi utama dari tumpukan balok penyangga adalah untuk mempertahankan kapal agar tetap tegak.
Metode ini paling kompleks dan memerlukan banyak tenaga kerja, metode ini di pakai apabila metode mathese tidak dapat digunakan atau apabila kapal dalam bentuk lambung khusus.
 











Gambar c. Metode dengan penyangga

Untuk keperluan reparasi kapal seprti pembersihan lambung kapal di bawah garis air, memeriksa keruskan,memperbaiki kerusakan serta mencat badan kapal digunakan peralatan pengedokan kapal antara lain:
1. Graving dock          (Dok kolam)
2. Floating dock          (Dok apung)
3. Slipway                   (Dok tarik)
4. Syncrolift                (dok angkat)


Adapun jenis-jenis pengedokan sering dilakukan atau pada suatu galangan kapal adalah:
(1). Emergency docking
Adalah jenis pengedokan untuk kapal karena kerusakan mendadak misalnya baling-baling lepas, daun kemudi rusak, as daun kemudi rusak/patah, terjadi kebocoran pelat, dan lain-lain.
(2). Annual docking
Adalah jenis pengedokan untuk kapal yang naik dok dalam selang waktu tertentu secara continue guana melakukan pemeriksaan berkala pada bagian-bagian tertentu seperti: pergantian plat, pergantian zinc anoda, pengecatan lambung di bawah garis air.
(3). General docking
Adalah interval waktu 5 tahun sekali dan merupakan reparasi besar terhadap kapal tersebut. Bagian yang akan direparasi antara lai: over hull, perbaikan mesin induk, pengecekan dan pengetesan bagian-bagian seluruh kapal

3. sistem pengedokan kapal
Persiapan-persiapan yang dibutuhkan sebelum kapal dinaikkan diatas kereta yaitu meliputi penyiapan ganjal dari kayu, menyetel jarak dari stay (tiang) pada kereta sesuai lebar dan panjang dari kapal tersebut.  Setelah persiapan dianggap selesai maka kereta mulai ditarik menuju ke  kereta yang berada diatas slipway dengan menggunakan Winch Hydrolic Elektric   yang ditempatkan disebelah belakang slipway. Selanjutnya setelah berada pada posisi  diatas slipway maka mulailah diturunkan kereta tadi ke air dengan kecepatan konstan  dari daya tarik winch tadi Setelah posisi kereta sudah baik tempat dan letaknya, pada kedalaman air yang diperkirakan kapal sudah dapat masuk dan mendapatkan ganjalan dengan baik/mudah, maka ditarik masuk ke kereta untuk mendapatkan posisi yang baik pula, yang kemudian diganjal disebelah kanan dan kiri kapal pada tiang/stay kereta begitu pula pada lunas. Kadang disiapkan ganjalan dengan mengikat diatas kereta tempat kapal akan duduk.

Setelah kapal dipastikan tidak akan goyang lagi maka mulailah kereta
bersama slipway ditarik naik dengan catatan :
Kapal yang displacement lebih besar dari kemampuan kereta, maka kapal tersebut tidak ditarik sampai kedaratan melainkan hanya sampai dibawah puncak rel slipway. Akan tetapi untuk kapal yang beratnya mampu diterima oleh kereta ditarik sampai didaratan.

4. Periode-periode pengawasan kapal selama beroperasi
Pengawasan kapal selama kegiatan operasi meliputi survey dan inspeksi secara periodik dan teratur ataupun dapat sewaktu-waktu di luar jadwal serta penerbitan pembaharuan atau perpanjangan sertifikat kapal. Pemeriksaan kapal dilaksanakan dalam setiap jenis survey dan inspeksi kapal meliputi:
1. Pemeriksaan pertama (initial survey)
Pemeriksaan ini wajib dilakukan bagi setipa semua kapal untuk mendapatkan serifikat perrtama yang diberikan kepada kapal yang memulai fungsinya untuk beroperasi.
2. Pemeriksaan tahunan (annual survey)
Pemeriksaan tahunan berhak dilakukan bagi semua kapa guna mendapatkan pembaharuan serifikat, pemeriksaan ini dilakukan dalam keadaan kapal dikeringkan sedikit-dikitnya sekali dalam setahun, dimana seluruh alas kapal dengan lunas, linggi harus dengan sempurna sesuai ketentuan.
3. Pemeriksaan besar (special survey)
Pemeriksaan besar dilakukan sedikitnya sekali dalam 2 tahun untuk pemeriksaan poros baling-baling dilengkapi dengan pembungkus yang terdiri dari 1 bagaian,
4. Pemeriksaan tambahan (additional survey)
Pemeriksaan tambahan adalah pemeriksaan di luar jadwal pemeriksaan berkala seprti pemeriksaan tahunan atau pemeriksaan besar, akan tetapi wajib dilakukan karena fungsi pengawasan kapal selain pemeriksaan berkala juga pengawasan terus menerus sesuai ketentuan ordinasi kapal 1935 pasal 19, dasar pemeriksaan tamabahan dilakukan apabila:
1.   Kapal diragukan kondisi laik lautnya
2.   Kapal terjadi bencana atau kecelakaan
3. Kapal digunakan sebagai angkutan khusus seperti angkutan penimpang,  angkutan barang bahaya/khusus.
4.  Pemeriksaan lanjutan/melengkapi/mengulangi pemeriksaan sebelumnya.

III.2. Prosedur-prosedur Pengedokan KM. binar surya 06

KM. binar surya  dimiliki oleh perusahan suwasta naik pada PT. Dok perikani Ambon pada tanggal 25 Mei 2010. Adapun ukuran pokok KM. binar surya 06 adalah:
LOA : 39,00 Meter
LBP : 38,99 Meter
B : 9,40 Meter
H : 2,80 Meter
T : 1,75 Meter
Prosedur pengedokan KM. binary surya 06 yang akan di dok sesuai dengan permintaan ownership untuk keperluan reparasi dimana ownership menyampaikan permintaan pengedokan berupa surat beserta Repair List (Rencana Reparasi) kepada pihak galangan. Setelah piahak galangan menerima permintaan tersebut dan mempelajari repair list, maka pihak galangan membuat estimasi biaya untuk disampaikan ke pihak owner.
Setelah owner menyetujui estimasi biaya, maka owner harus menyerahkan data-data gambar, antara lain:
1. Gambar rencana garis
2. Gambar rencana umum
3. Gambar bukaan kulit
Dari gambar-gambar diatas maka pihak galangan membuat docking plan guna menentukan letak dan tinggi keel block dan kim block pada kereta berdasarkan bentuk lambung kapal tersebut seperti terdapat pada lampiran.

III.3. Persiapan KM. Binar Surya 06 untuk pengedokan

Sebelum KM. Binary Surya 06  dinaikkan ke dok maka harus dipersiapkan dahulu data-data kapal yang sudah tertera diatas. Selanjutnya owner atau nahkoda memberikan informasi kepada galangan tentang ukuran pokok kapal seprti: panjang antara garis tegak (LBP), Lebar Kapal (B), tinggi sampai geladak teratas, sarat kapal pada haluan dan buritan, letak tanki bahan bakar yang tersisa supaya semuanya harus dikosongkan pada saat kapal akan di dok.
Disamping itu galangan juga berhak menentukan KM. Binary Surya 06  pada ketentuan sebagai berikut:
1.KM Binary Surya 06  harus berada pada sarat haluan dan buritan yang tidak terlalu besar.
2.KM Binary Surya 06 harus bebas dari bahan bakar atau minyak pelumas (tanki bahan bakar dan minyak pelumas harus kosong)
3. KM. Binary Surya 06 diwajibkan bebas dari bahan bakar yang mudah meledak.

Setelah persiapan-persiapan diatas dilakukan, barulah dok master mempersiapkan doknya untuk pengedokan KM Binary Surya 06  yang akan diperbaiki.
Pengedokan KM. Binary Surya 06  dengan memperhatikan:
1. Ukuran pokok kapal
2. Bentuk badan kapal
Dalam mempersiapkan dok nya, dok master perlu memperhatikan bentuk lambung KM. Binary Surya 06 berdasarkan data-data gambar yang telah ada.
Telah dijelaskan di atas beberapa metode-metode pengedokan dan prosedur umum yang dipakai pada dok atau perusahaan kapal lainnya dalam melakukan docking.  Untuk pengedokan KM. Binary Surya 06 pada PT. Dok Perikanan nusantara Ambon sendiri metode yang di pakai adalah: "Metode balok lunas dan balok samping".
 








Gambar. 1. Pengedoakan KM. Binary Surya 06  Dengan metode balok lunas dan balok     samping

Keterangan:
1. Rel
2. Kereta
3. Bantalan memanjang (balok samping)
4. Bantalan melintang (balok samping)
5. Bantalan tengah kapal (balok lunas)
6. KM. Binary Surya 06 Metode balok lunas dan balok samping akan menaparkan proses perlimbungan/ penarikan KM. Binary Surya 06 sesuai dengan data yang diambil selama melakukan kegiatan KKN Profesi pada PT. Dok Perikanaan Nusantara Ambon. Data ini diperoleh melalui tinjaun langsung pada saat proses docking KM. Binary Surya 06 serta wawancara langsung dengan pihak galangan.

Berbicara mengenai pengedokan berarti mempunyai peralatan limbung kapal. Secara umum beberapa perlatana limbung kapal antara lain:
1. Kran (crane) digunakan untuk kapal-kapal dengan ukuran kecil.
- floating crane (kran apung)
- dry crane (kran darat)
2. Heeling
3. Slipway (heeling + side track)
4. Dock dipergunakan untuk kapal-kapal besar
- floating dock (dok apung)
- dry dock (dok kering)

Pada PT. Perikanan Nusantara Ambon dipakai peralatan perlimbungan "slipway" perlatan ini merupakan perlatan di tepi perairan yang digunakan menaikkan kapal yang akan diperbaiki melalui rel dan pertolongan kereta (cradle) atau peralatan heeling yang dilengkapi dengan bidang datar, dimana kapal pada bidang miring dan kemudian bergeser pada bidang horisontal (side track).
Seperti pada heeling, slipway juga tergantung dari kedudukan kapal terhadap rel dan hal ini dapat 
terbagi atas:
1. Slipway melintang
2. Slipway memanjang

Pada proses perlimbungan KM. Binary Surya 06  dipakai slipway memanjang.



Proses Perlimbungan kapal ke atas slipway
Dalam perlimbungan kapal diatas slipway atau heeling perlu diperhatikan peraturan teknik eksploitasi slipway itu sendiri yang berhubungan dengan pemeliharaan dan kegiatan-kegiatan persiapan teknik lainnya (winch, slank, block, dsb) dengan sasarannya adalah kemungkinan peralatan slipway bekerja sebagaimana mestinya supaya tetap aman dipergunakan.
Sebelum kapal dilimbungkan, penaggung jawab slipway atau perlimbungan harus berkenalan dengan kapal-kapal yang akan dilimbungkan (ukuran-ukuran pokok dan karakteristik-karakteristik kapal yang bersangkutan sampai dengan kondisi badan kapal tersebut).
Berat kapal yang akan dilimbungkan tidak boleh melebihi kapasitas/daya angkat. Disamping itu penggunaaan panjang slipway sedapat mungkin optimal dalam artian panjang bagian kapal buritan atau haluan yang tergantung tidak berada diatas keel block. Bagian diburitan atau haluan (LH dan LB) tidak melebihi beban maksimal yang dapat dipakai oleh satu kereta atau masing-masing kereta (cradle).

Waktu penarikan KM. binar surya 06

Waktu pada saat perlimbungan kapal diatas slipway juga tergantung bentuk lambung kapal yang akan duduk diatas kereta, apakah berbentuk U atau V. Untuk KM. binary surya 06  sendiri bentuk lambungnya "U", untuk itu waktu yang didapat pada saat kapal di tarik kedarat kurang lebij 120 menit. Mengingat sering kali beban kapal kurang merata dan kondisi cuaca.

Setelah semua ketentuan diatas terpenuhi, maka KM. binary surya 06 masuk jalur kereta dan kereta diturunkan. Posisi kapal harus center terhadap kedudukan kereta, dan para penyelam menyelam untuk menambah bantalan-bantalan yang tidak cukup tinggi dan mengikat tali gendong pada posisi haluan dan buritan.





Kemudian penyelam stelai selesai mengatur tambahan bantalan dan mengikat tali gendong maka KM. binary surya 06 siap ditarik, tapi posisi bantalan (keel block) harus tetap pada tinggi haluan sehingga tidak mengganggu proses pelepasan dan pemasangan kemudi pada propeller.
Ketika KM. binary surya 06 berada diatas galangan, maka siap untuk direparasi dan diperbaiki seperlunya.
























BAB IV
PENUTUP



IV.1. Kesimpulan
Berdasarkan uaraian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal antara lain:
Dalam proses pengedokan kapal yang dilakukan oleh galangan dalam hal ini PT. Dok Perikanan Nusantara Ambon kurang memenuhi ketentuan dan persyaratan pengedokan kapal yang sebenarnya. Dalam hal ini sangat membahayakan keselamtan para karyawan.




IV.2. Saran
Guna melengkapi penulisan ini, penulis ingin menyampaikan beberapa gagasan berupa saran antara lain:
-          Pihak perusahaan setidaknya menjamin dan memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja para karyawan yang mungkin terjadi akibat kurangnya kesadaran karyawan dalam memenuhi ketentuan yang ada guna kelancaran proses produksi di galangan.







DAFTAR PUSTAKA

PT. DOK. Perkapalan Nusantara Ambon…. 2011
http/www.galangan kapal.com………………2011
http/www.bki. biro klasifikasi Indonesia……2011


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar