LAPORAN
PKL
Pengedokan KM.
BINAR SURYA 06 pada PT. Dok, Perikanan Nusantara (
PERSERO )
AMBON (Galala)
MAHASISWA KKN PROFESI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PATTIMURA
ANGKATAN KE- XXXVI GELOMBANG II TAHUN 2010/2011
LOKASI PT PERIKANAN
PERSERO
AMBON
OLEH
VIKANITA LAODE
NIM : 2005-69-021
UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS TEKNIK PERKAPALAN
JURUSAN
TEKNIK PERKAPALAN
AMBON
2011
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Kondisi geografis Indonesia menempatkan dunia
maritim pada kedudukan yang sangat vital.
Pentingnya sektor maritime ini juga terlihat dari
banyaknya kegiatan-kegiatan dalam kegiatan-kegiatan dalam pembangunan sepuluh
tahun mendatang antara lain menyangkut rehabilitas dan reparasi kapal-kapal
laut yang di lakukan sebagai sarana transportasi antar pulau, sehingga kapal
perlu melakukan pengedokan agar
kapal-kapal tersebut terpelihara dengan baik.
Sebagai mana kita ketahui kapal merupakan kontruksi
yang kedap air, dapat terapung diatas permukaan air,dan juga di lengkapi dengan
alat-alat perkapalan, mesin induk (mesin pengerak) interipor.softwer,dan
lain-lainnya.
Perlu kita ketahui pengembangan infrastuktur yang
dapat menunjang aktivitas docking agar kapal perlu mereparasi guna meningkatkan
arus pelayaran, apalagi Indonesia merupakan wilayah martim, sehingga kapal
sangat berperan penting guna memproses pelancaran transportasi antar pulau.
Sehinga kita ketahui Indonesia merupakan wilayah yang
lautannya sangat luas, dan lebih khususnya lagi Maluku sebagai kepulawan
seribu. Berdasarkan
latar belakang diatas maka penulis mengangkat judul mengenai :
Pengedokan KM. BINAR SURYA 06 pada PT. Dok, Perikanan Nusantara ( PERSERO )
AMBON (Galala)
1.2. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah:
- Untuk mempelajari dan memahami segi teknik
tentang proses pengedokan
- Sebagai bahan
kajian dan perbandingan lebih lanjut bagi mahasiswa guna memahami ilmu
pengetahuan yang di tekuni secara teori di perguruan tinggi dan realita yang
dihadapi di lapangan pekerjaan
1.3. Pembatasan
Masalah
Pembatasan
masalah dalam penulisan ini adalah penulis memaparkan komponen-komponen rencana
pengedokan
- Metode-metode
pengedokan
- Jenis-jenis
pengedokan
- keadaan umum
perusahaan
1.4. Metode
Penulisan
Penulisan ini
menggunakan Metode deskriptif objektif, yaitu:
- Pengamatan
(observasi), yaitu pengamatan secara langsung terhadap objek di lapangan.
- Wawancara
(interview), yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung dengan karyawan yang
ada di lapangan mengenai permasalahan yang ditemui.
- Studi pustaka,
yaitu menggunakan sumber-sumber literatur yang ada.
1.5. Sistematika
Penulisan
Laporan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN, yang berisi tentang Latar belakang, tujuan penulisan, pembatasan
masalah, metode penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II TINAJAUAN UMUM PERUSHAAN, yang berisi tentang sejarah singkat
perusahaan, visi dan misi, serta strategi perusahaan.
BAB III RENCANA PEGEDOKAN
BAB IV PENUTUP, yang berisi Kesimpulan dan saran.
BAB
II
TINJAUAN
UMUM PERUSAHAN
II.1. Sejarah
singkat PT. Perikani Nusantara
Ambon/Galala
PT
"perikani" Ambon berdiri pada
tanggal 09 februari 1965 dengan akte notaries soeleman ardjasasmita nomor : 2
tahun 1965, kemudian diadakan perubahan dengan akte notaris nomor : 10 tanggal
8 september 1965 (sejarah dan fasilitas PT Dok dan Perkapalan Waiame Ambon)
PT.
Perikani Nusantara sesuai surat Menteri keuangan Nomor: S-762/MK.016/1994
tanggal 20 oktober 1994 tentang penetapan status PT. Perikani Nusantara
Surabaya dengan pemerintah daerah tingkat I Provinsi Maluku. Sebagai tindak
lanjut atas pembentukan perusahaan patungan tersebut, Menteri keuangan
perindustrian kemudian membentuk tim penetapan status PT Perikani Nusantara
dengan surat keputusan nomor: 293/M/SK/12/1994 tanggal 28 Oktober 1994 untuk
menyusun neraca pembukuan tanggal 1 Januari 1995. Sedangkan Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Provinsi Maluku membentuk panitia penilai aset pemerintah
Daerah Tingkat I Maluku yang disertakan sebagai modal daerah dalam perseroan
tebatas (PT) Perikani Nusantara dengan surat keputusan nomor: 571.05-123 tahun
1996 tanggal 29 februari 1996.
Penyertaan
modal PT. Perikani nusantara ditetapkan dengan peraturan pemerintah daerah
nomor: 9 tahun 1995 tentang penyertaan modal negara RI pada PT Dok dan
Perkapalan Surabaya atas aset yang tertanam pada PT. Dok dan Perkapalan Waiame
sedangkan penyertaan modal daerah Provinsi Maluku ditetapkan dengan peraturan
daerah PT. Dok dan Perkapalan Waiame yang disahkan oleh Menteri Dalam Negeri
dengan surat Nomor: 573.71-30 tanggal 25 April 1997.
Jumlah
modal dan cadangan serta komposisi pemelikan saham PT. Dok dan Perkapalan
Waiame ditetapkan dengan penetapan menteri keuangan nomor: S-537/MK.016/1996
tanggal 23 Desember 1996 dengan komposisi modal sebagai berikut:
- PT. Dok dan
Perkapalan Surabaya 58%
- Pemerintah
Daerah Maluku 42%
II.2. Dasar
Hukum.
1. Peraturan
Presiden RI nomor: 9 tahun 1997
2. Peraturan
Gubernur Maluku nomor: 2 tahun 1996
3. Akte Notaris
nomor: 31 tentang pendirian PT. Perikani Nusantara
II.3.
Kegiatan Produksi
Kegiatan
produksi yang dilakukan PT. Perikani Nusantara Ambon meliputi bidang reparasi
kapal saja. Untuk kegiatan reparasi dilakukan sesuai dengan permintaan dari
owner pada daftar reparasi (repair list). kegiatan reparasi antara lain:
- Replating
(Pergantian Plat)
- Reparasi
bagian-bagian propulsi Kapal
- Reparasi
sistem perpipaan
- Reparasi
perlengkapan kapal itu sendiri.
II.4.
Fasilitas Perusahaan
Adapun
fasilitas dan perlengkapan kerja PT. Perikani Nusantara Ambon sebagai berikut:
- Fasilitas
Utama
a.
Slipway (heeling dock) 250 ton
b.
Slipway (heeling dock) 80 ton
- Fasilitas
Perbengkelan
a.
Bengkel Mekanik
Bertugas untuk melaksanakan pekerjaan yang sifatnya membentuk
benda kerja serta komponen mesin yang relatif ringan dan juga menangani
pemasangan mesin kapal baik mesin utama (Main Engine) maupun mesin bantu
(Auxiliary Engine) serta instalasinya.
b.
Bengkel Listrik
Bengkel ini bertugas untuk melaksanakan pekerjaan dan
reparasi instalasi listrik pada kapal.
c.
Bengkel Pemeliharaan
Bengkel ini mempunyai tugas untuk melakukan pemeliharaan
terhadap material dan bahan dan juga sebagai sarana dan fasilitas galangan
- Fasilitas
Penunjang
Fasilitas
lain yang juga sangat penting yang dapat menunjang pekerjaan antara lain:
a.
Sentral listrik darurat
b.
Gudang
c.
Tenaga listrik
d.
Sarana oksigen
e.
Mesin potong
f.
Mesin las
g.
Alat ultrasonic
h.
Sandblasting
i.
Water Jet 250 kg
j.
Sprayer
k.
Mesin press plat(50 T)
l.
Generator 195 KVA, 220 V
II.5. Jumlah
Karyawan
Jumlah
karyawan PT. Perikani Ambon sampai saat ini adalah:
PK : 11
(termasuk kepala cabang, pegawai operasional)
Karyawan
: 45
Dengan
demikian maka jumlah pegawai dan karyawan PT. Perikani Ambon sampai saat ini
dengan tahun 2011 sebanyak 56 orang.
II.6. Visi
dan Misi
VISI
Menjadi pelaku utama (champion) yang berdaya saing di bidang
industri perikanan.
MISI
1. Merestrukturisasi,organisasi,operasional
dan keuangan perusahan.
2. Memaksimalkan
nilai perusahaan melalui pembangunan industri perikanan terpadu
3. Mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik dan bersih
4. Memberikan
kontribusi terhadap peningkatan
kesejahteraan melalui pengembangan kemitraan usaha
5. Memberi
kontribusi secara nyata terhadap peningkatan perekonomian nasional
II.7.
Strategi dan Kebijaksanaan Pengembangan PT. Perikanan Nusantara Ambon
Berkaiatan
dengan kemajuan zaman dna telah pulihnya keadaan Maluku dengan dilandasi
pemberlakuan otonomisasi daerah yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang kaya
dengan hasil lautnya otomatis menarik pemilik kapal untuk beroperasi di laut
Maluku.
Dengan
demikian maka PT. Perikanan Nusantara Ambon memegang peranan strategis dalam
pembangunan daerah dengan memperkuat bidang pemeliharaan kapal dan membangun kapal
baru sehingga dapat meningkatkan pendapatan perusahaaan dan menciptakan
lapangan kerja dengan:
- Strategi :
a.
Menjamin hubungan antar usaha baik di dalam maupun diluar Negara.
b.
Menjalin hubungan dengan pemilik-pemilik kapal baik swasta maupun Nasiona dan
diusahakan KSO (Kerja Sama Opersional)
c.
Meyakinkan pemilik kapal bahwa keadaan Maluku sudah aman.
d.
Menjalin hubungan dengan instalasi terkait baik daerah maupun pusat.
e.
Pembenahan semua fasilitas, sarana dan prasarana yang ada dengan tahapan jangka
pendek, menengah, maupun jangka panjang.
f.
Menyiapkan tenaga guna yang berkualitas, terampil, tangguh, dan siap pakai.
- Kebijaksanaan:
a.
Mempercepat penyerahan pekerjaan kapal.
b.
Penerapan standar tarif reparasi dengan memperhatikan daya saing perusahaan dan
efisiensi internal.
BAB
III
RENCANA
PENGEDOKAN (DOCKING PLAN) KM. BINAR SURYA 06
III.1.
Landasan Teori
1.
Umum
Kapal
merupakan suatu struktur engineering yang sangat kompleks yang di fungsikan
sebagai alat transportasi, baik barang maupun penumpang. Selain itu digunakan
sebagai sarana penangkapan hasil laut dan lain-lain.
Kapal
dalam opersionalnya sering mengalami kerusakan-kerusakan, dimana setiap
kerusakan yang terjadi memerlukan perbaikan atau reparasi dan setiap perbaiakan
atau reparasi khususnya untuk kerusakan dibawah air garis air harus dilakukan
diatas dok atau galangan.Pengedokan adalah proses perbaiakan atau reparasi pada
fasilitas alat-alat di suatu galangan yang bersifat terapung khususnya pada
bagian kapal di bawah garis air dengan cara mengangkat ataua menarik kapal
tersebut sehingga berada di darat.
2.
Metode-metode Pengedokan kapal
Pada
proses pengedokan kapal faktor-faktor teknik dan ekonomi seperti kecepatan,
pemakaian bahan bakar dan biaya eksploitasi kapal pada prinsipnya tergantung
pada keadaan kapal dibawah garis air, karena itu BKI dan Syahbandar menetukan
periode-periode pengedokan kapal (perbaiakan kapal di atas dok) diamana
kesemuanya tergantung dari umur kapal, jenis bahan yang di pakai pada lambung
kapal.
Ada
beberapa metode-metode pengedokan dan prosedur umum yang dipakai pada atau
perusahaan lainnya antara lain:
- Metode balok
lunas dan balok samping
Metode
ini adalah metode yang paling dikenal terutama untuk kapal dengan
"partikel middle body" dimana panjang kapal ditempatkan pada lunas
(keel block) yang di tempatkan pada bidang memanjang dari dok dengan jarak
tertentu dan tepat tinggi balok lunas agar memungkinkan orang dapat bekerja
dengan baik adalah sebesar kurang lebih 1.20 meter.
Balok-balok
samping ditempatkan (side block) dengan jarak tertentu dari keel block. Tinggi
dari side block tergantung dari dasar serta bentuk kapal dari garis air.
Gambar a.
Metode balok Lunas
- Metode
Malthese
Metode
yang kedua dinamakan mathese dimana lunas kapal duduk pada keel block,
sedangkan lambung-lambung kapal ditahan oleh balok-balok kayu yang bertumpu
pada side wall dari dok. Untuk penempatan side block cukup dengan memperhatikan
ukuran-ukuran utama kapal serta dipastikan tidak adanya penonjolan pada lambung
kapal. Untuk metode malthese harus diketahui lebar kapal dan jarak
dinding-dinding dalam, dari kedua side wall serta sudut dari balok penyangga
samping.
Metode
ini dilakukan dengan mendudukan kapal pada keel block serta disangga oleh
tumpukan balok pada daerah bilga dari kapal. Bentuk serta tinggi balok
penyangga tergantung dari rencana garis.
Sesuai ketentuan
balok penyangga harus ditempatkan pada daerah dinding sekat dengan alasan bahwa
berat kapal sepenuhnya disangggah oleh keel block, maka fungsi utama dari
tumpukan balok penyangga adalah untuk mempertahankan kapal agar tetap tegak.
Metode ini
paling kompleks dan memerlukan banyak tenaga kerja, metode ini di pakai apabila
metode mathese tidak dapat digunakan atau apabila kapal dalam bentuk lambung
khusus.
Gambar c.
Metode dengan penyangga
Untuk
keperluan reparasi kapal seprti pembersihan lambung kapal di bawah garis air,
memeriksa keruskan,memperbaiki kerusakan serta mencat badan kapal digunakan
peralatan pengedokan kapal antara lain:
1. Graving dock (Dok kolam)
2. Floating dock
(Dok apung)
3. Slipway (Dok
tarik)
4. Syncrolift (dok angkat)
Adapun
jenis-jenis pengedokan sering dilakukan atau pada suatu galangan kapal adalah:
(1).
Emergency docking
Adalah
jenis pengedokan untuk kapal karena kerusakan mendadak misalnya baling-baling
lepas, daun kemudi rusak, as daun kemudi rusak/patah, terjadi kebocoran pelat,
dan lain-lain.
(2).
Annual docking
Adalah
jenis pengedokan untuk kapal yang naik dok dalam selang waktu tertentu secara
continue guana melakukan pemeriksaan berkala pada bagian-bagian tertentu
seperti: pergantian plat, pergantian zinc anoda, pengecatan lambung di bawah
garis air.
(3).
General docking
Adalah
interval waktu 5 tahun sekali dan merupakan reparasi besar terhadap kapal
tersebut. Bagian yang akan direparasi antara lai: over hull, perbaikan mesin
induk, pengecekan dan pengetesan bagian-bagian seluruh kapal
3. sistem pengedokan kapal
Persiapan-persiapan
yang dibutuhkan sebelum kapal dinaikkan diatas kereta yaitu meliputi penyiapan
ganjal dari kayu, menyetel jarak dari stay (tiang) pada kereta sesuai lebar dan
panjang dari kapal tersebut. Setelah
persiapan dianggap selesai maka kereta mulai ditarik menuju ke kereta yang berada diatas slipway dengan
menggunakan Winch Hydrolic Elektric yang
ditempatkan disebelah belakang slipway. Selanjutnya setelah berada pada posisi diatas slipway maka mulailah diturunkan kereta
tadi ke air dengan kecepatan konstan dari
daya tarik winch tadi Setelah posisi kereta sudah baik tempat dan letaknya,
pada kedalaman air yang diperkirakan kapal sudah dapat masuk dan mendapatkan
ganjalan dengan baik/mudah, maka ditarik masuk ke kereta untuk mendapatkan
posisi yang baik pula, yang kemudian diganjal disebelah kanan dan kiri kapal
pada tiang/stay kereta begitu pula pada lunas. Kadang disiapkan ganjalan dengan
mengikat diatas kereta tempat kapal akan duduk.
Setelah kapal
dipastikan tidak akan goyang lagi maka mulailah kereta
bersama slipway
ditarik naik dengan catatan :
Kapal yang displacement lebih besar dari
kemampuan kereta, maka kapal tersebut tidak ditarik sampai kedaratan melainkan
hanya sampai dibawah puncak rel slipway. Akan tetapi untuk kapal yang beratnya
mampu diterima oleh kereta ditarik sampai didaratan.
4.
Periode-periode pengawasan kapal selama beroperasi
Pengawasan
kapal selama kegiatan operasi meliputi survey dan inspeksi secara periodik dan
teratur ataupun dapat sewaktu-waktu di luar jadwal serta penerbitan pembaharuan
atau perpanjangan sertifikat kapal. Pemeriksaan kapal dilaksanakan dalam setiap
jenis survey dan inspeksi kapal meliputi:
1.
Pemeriksaan pertama (initial survey)
Pemeriksaan
ini wajib dilakukan bagi setipa semua kapal untuk mendapatkan serifikat
perrtama yang diberikan kepada kapal yang memulai fungsinya untuk beroperasi.
2.
Pemeriksaan tahunan (annual survey)
Pemeriksaan tahunan berhak dilakukan bagi semua kapa guna
mendapatkan pembaharuan serifikat, pemeriksaan ini dilakukan dalam keadaan
kapal dikeringkan sedikit-dikitnya sekali dalam setahun, dimana seluruh alas
kapal dengan lunas, linggi harus dengan sempurna sesuai ketentuan.
3.
Pemeriksaan besar (special survey)
Pemeriksaan besar dilakukan sedikitnya sekali dalam 2 tahun
untuk pemeriksaan poros baling-baling dilengkapi dengan pembungkus yang terdiri
dari 1 bagaian,
4.
Pemeriksaan tambahan (additional survey)
Pemeriksaan tambahan adalah pemeriksaan di luar jadwal
pemeriksaan berkala seprti pemeriksaan tahunan atau pemeriksaan besar, akan
tetapi wajib dilakukan karena fungsi pengawasan kapal selain pemeriksaan
berkala juga pengawasan terus menerus sesuai ketentuan ordinasi kapal 1935
pasal 19, dasar pemeriksaan tamabahan dilakukan apabila:
1.
Kapal diragukan kondisi laik lautnya
2.
Kapal terjadi bencana atau kecelakaan
3. Kapal digunakan sebagai
angkutan khusus seperti angkutan penimpang, angkutan barang bahaya/khusus.
4.
Pemeriksaan
lanjutan/melengkapi/mengulangi pemeriksaan sebelumnya.
III.2.
Prosedur-prosedur Pengedokan KM. binar surya 06
KM.
binar surya dimiliki oleh perusahan
suwasta naik pada PT. Dok perikani Ambon pada tanggal 25 Mei 2010. Adapun
ukuran pokok KM. binar surya 06 adalah:
LOA : 39,00
Meter
LBP : 38,99
Meter
B : 9,40 Meter
H : 2,80 Meter
T : 1,75 Meter
Prosedur
pengedokan KM. binary surya 06 yang akan di dok sesuai dengan permintaan
ownership untuk keperluan reparasi dimana ownership menyampaikan permintaan
pengedokan berupa surat beserta Repair List (Rencana Reparasi) kepada pihak
galangan. Setelah piahak galangan menerima permintaan tersebut dan mempelajari
repair list, maka pihak galangan membuat estimasi biaya untuk disampaikan ke
pihak owner.
Setelah
owner menyetujui estimasi biaya, maka owner harus menyerahkan data-data gambar,
antara lain:
1. Gambar
rencana garis
2. Gambar
rencana umum
3. Gambar bukaan
kulit
Dari
gambar-gambar diatas maka pihak galangan membuat docking plan guna menentukan
letak dan tinggi keel block dan kim block pada kereta berdasarkan bentuk
lambung kapal tersebut seperti terdapat pada lampiran.
III.3.
Persiapan KM. Binar Surya 06 untuk pengedokan
Sebelum
KM. Binary Surya 06 dinaikkan ke dok maka harus dipersiapkan
dahulu data-data kapal yang sudah tertera diatas. Selanjutnya owner atau
nahkoda memberikan informasi kepada galangan tentang ukuran pokok kapal seprti:
panjang antara garis tegak (LBP), Lebar Kapal (B), tinggi sampai geladak
teratas, sarat kapal pada haluan dan buritan, letak tanki bahan bakar yang
tersisa supaya semuanya harus dikosongkan pada saat kapal akan di dok.
Disamping
itu galangan juga berhak menentukan KM. Binary
Surya 06 pada ketentuan sebagai
berikut:
1.KM Binary Surya 06 harus berada pada sarat haluan dan buritan
yang tidak terlalu besar.
2.KM Binary Surya 06 harus bebas dari bahan
bakar atau minyak pelumas (tanki bahan bakar dan minyak pelumas harus kosong)
3. KM. Binary Surya 06 diwajibkan bebas dari
bahan bakar yang mudah meledak.
Setelah
persiapan-persiapan diatas dilakukan, barulah dok master mempersiapkan doknya
untuk pengedokan KM Binary Surya 06 yang akan diperbaiki.
Pengedokan KM. Binary Surya 06 dengan memperhatikan:
1. Ukuran pokok
kapal
2. Bentuk badan
kapal
Dalam
mempersiapkan dok nya, dok master perlu memperhatikan bentuk lambung KM. Binary Surya 06 berdasarkan data-data
gambar yang telah ada.
Telah
dijelaskan di atas beberapa metode-metode pengedokan dan prosedur umum yang
dipakai pada dok atau perusahaan kapal lainnya dalam melakukan docking. Untuk pengedokan KM. Binary Surya 06 pada PT. Dok Perikanan nusantara Ambon sendiri
metode yang di pakai adalah: "Metode balok lunas dan balok samping".
Gambar. 1.
Pengedoakan KM. Binary Surya 06 Dengan metode balok lunas dan balok samping
Keterangan:
1. Rel
2. Kereta
3. Bantalan
memanjang (balok samping)
4. Bantalan
melintang (balok samping)
5. Bantalan
tengah kapal (balok lunas)
6. KM. Binary Surya 06 Metode balok lunas dan
balok samping akan menaparkan proses perlimbungan/ penarikan KM. Binary Surya 06 sesuai dengan data
yang diambil selama melakukan kegiatan KKN Profesi pada PT. Dok Perikanaan
Nusantara Ambon. Data ini diperoleh melalui tinjaun langsung pada saat proses
docking KM. Binary Surya 06 serta
wawancara langsung dengan pihak galangan.
Berbicara
mengenai pengedokan berarti mempunyai peralatan limbung kapal. Secara umum
beberapa perlatana limbung kapal antara lain:
1. Kran (crane)
digunakan untuk kapal-kapal dengan ukuran kecil.
- floating crane
(kran apung)
- dry crane
(kran darat)
2. Heeling
3. Slipway
(heeling + side track)
4. Dock
dipergunakan untuk kapal-kapal besar
- floating dock
(dok apung)
- dry dock (dok
kering)
Pada
PT. Perikanan Nusantara Ambon dipakai peralatan perlimbungan
"slipway" perlatan ini merupakan perlatan di tepi perairan yang
digunakan menaikkan kapal yang akan diperbaiki melalui rel dan pertolongan kereta
(cradle) atau peralatan heeling yang dilengkapi dengan bidang datar, dimana
kapal pada bidang miring dan kemudian bergeser pada bidang horisontal (side
track).
Seperti pada heeling, slipway juga
tergantung dari kedudukan kapal terhadap rel dan hal ini dapat
terbagi atas:
1. Slipway
melintang
2. Slipway
memanjang
Pada proses
perlimbungan KM. Binary Surya 06 dipakai slipway memanjang.
Proses
Perlimbungan kapal ke atas slipway
Dalam
perlimbungan kapal diatas slipway atau heeling perlu diperhatikan peraturan
teknik eksploitasi slipway itu sendiri yang berhubungan dengan pemeliharaan dan
kegiatan-kegiatan persiapan teknik lainnya (winch, slank, block, dsb) dengan
sasarannya adalah kemungkinan peralatan slipway bekerja sebagaimana mestinya
supaya tetap aman dipergunakan.
Sebelum
kapal dilimbungkan, penaggung jawab slipway atau perlimbungan harus berkenalan
dengan kapal-kapal yang akan dilimbungkan (ukuran-ukuran pokok dan
karakteristik-karakteristik kapal yang bersangkutan sampai dengan kondisi badan
kapal tersebut).
Berat
kapal yang akan dilimbungkan tidak boleh melebihi kapasitas/daya angkat.
Disamping itu penggunaaan panjang slipway sedapat mungkin optimal dalam artian
panjang bagian kapal buritan atau haluan yang tergantung tidak berada diatas
keel block. Bagian diburitan atau haluan (LH dan LB) tidak melebihi beban
maksimal yang dapat dipakai oleh satu kereta atau masing-masing kereta
(cradle).
Waktu
penarikan KM. binar surya 06
Waktu
pada saat perlimbungan kapal diatas slipway juga tergantung bentuk lambung
kapal yang akan duduk diatas kereta, apakah berbentuk U atau V. Untuk KM. binary surya 06 sendiri bentuk lambungnya "U", untuk
itu waktu yang didapat pada saat kapal di tarik kedarat kurang lebij 120 menit.
Mengingat sering kali beban kapal kurang merata dan kondisi cuaca.
Setelah
semua ketentuan diatas terpenuhi, maka KM. binary surya 06 masuk jalur kereta dan kereta diturunkan.
Posisi kapal harus center terhadap kedudukan kereta, dan para penyelam menyelam
untuk menambah bantalan-bantalan yang tidak cukup tinggi dan mengikat tali
gendong pada posisi haluan dan buritan.
Kemudian
penyelam stelai selesai mengatur tambahan bantalan dan mengikat tali gendong
maka KM. binary surya 06 siap
ditarik, tapi posisi bantalan (keel block) harus tetap pada tinggi haluan
sehingga tidak mengganggu proses pelepasan dan pemasangan kemudi pada
propeller.
Ketika
KM. binary surya 06 berada
diatas galangan, maka siap untuk direparasi dan diperbaiki seperlunya.
BAB
IV
PENUTUP
IV.1.
Kesimpulan
Berdasarkan
uaraian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal antara lain:
Dalam proses pengedokan kapal yang dilakukan oleh galangan dalam hal ini
PT. Dok Perikanan Nusantara Ambon kurang memenuhi ketentuan dan persyaratan
pengedokan kapal yang sebenarnya. Dalam hal ini sangat membahayakan keselamtan
para karyawan.
IV.2. Saran
Guna
melengkapi penulisan ini, penulis ingin menyampaikan beberapa gagasan berupa
saran antara lain:
-
Pihak perusahaan setidaknya menjamin dan memperhatikan
kesehatan dan keselamatan kerja para karyawan yang mungkin terjadi akibat
kurangnya kesadaran karyawan dalam memenuhi ketentuan yang ada guna kelancaran
proses produksi di galangan.
DAFTAR
PUSTAKA
PT. DOK. Perkapalan Nusantara
Ambon…. 2011
http/www.galangan
kapal.com………………2011
http/www.bki. biro klasifikasi
Indonesia……2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar